By Raymond Cushing, AlterNet
Istilah marijuana medis (medical marijuana)
mendapat pengertian baru yang dramatis pada Februari tahun 2000, ketika
para peneliti di Madrid mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan
tumor otak yang tidak bisa disembuhkan pada tikus dengan menyuntik
mereka dengan THC, zat aktif pada ganja.
Studi di Madrid menandai kesempatan kedua dimana THC telah diberikan
kepada hewan yang mengidap tumor; yang pertama adalah penyelidikan
Virginia 26 tahun yang lalu. Pada kedua studi, THC menyusutkan atau
menghancurkan tumor pada sebagian besar subyek tes.
Kebanyakan masyarakat Amerika tidak mengetahui apa-apa mengenai
penemuan Madrid. Hampir tidak ada Koran Amerika Serikat yang memuat
ceritanya, yang hanya diterbitkan sekali di jaringan berita AP dan UPI,
pada tanggal 29 februari 2000.
Bagian yang mengerikan adalah ini bukanlah pertama kalinya ilmuwan
telah menemukan bahwa THC bisa menyusutkan tumor. Pada tahun 1974
peneliti di Medical College of Virginia, yang telah didanai oleh
National Institute of Health untuk menemukan bukti bahwa mariyuana
merusak sistem kekebalan tubuh, malah menemukan bahwa THC menghambat
pertumbuhan tiga jenis kanker pada tikus – kanker paru-paru dan payudara
serta kanker darah (leukimia) yang disebabkan oleh virus.
DEA dengan cepat menutup studi Virginia dan seluruh penelitian lebih
lanjut mengenai ganja dan tumor, menurut Jack Herer, yang melaporkan
pada peristiwa di bukunya, “The Emperor Wears No Clothes,”
Pada tahun 1976 Presiden Gerald Ford menghentikan seluruh penelitian
publik terkait dengan ganja dan memberikan hak penelitian eksklusif
kepada perusahaan-perusahaan farmasi, yang merencanakan – namun gagal –
untuk mengembangkan bentuk sintetis dari THC yang dapat memberikan semua
manfaat medis tanpa efek “tinggi.”
Peneliti Madrid melaporkan pada terbitan Maret dari “Nature Medicine”
bahwa mereka menginjeksi otak dari 45 tikus-tikus dengan sel kanker,
menghasilkan tumor yang keberadaannya dikonfirmasi oleh MRI (Magnetic
Resonance Imaging). Pada hari ke-12 mereka menginjeksi 15 ekor tikus
dengan THC dan 15 ekor dengan Win-55,212-2 sebuah senyawa sintetis yang
mirip dengan THC. “Semua tikus yang tidak diberi pengobatan mati dalam
waktu 12-18 hari setelah inokulasi sel glioma (kanker otak) … Tikus yang
diberikan cannabinoid (THC) bertahan hidup jauh lebih lama daripada
tikus yang menjadi pembanding (kontrol). Pemberian THC tidaklah efektif
pada tiga ekor tikus, yang mati pada hari 16-18. Sembilan dari tikus
yang diobati dengan THC hidup sampai melewati masa kematian dari tikus
yang tidak diberikan apa-apa, dan bertahan hidup hingga 19-35 hari.
Selebihnya, tumor sepenuhnya menghilang pada ketiga tikus yang diberi
THC.” Tikus-tikus yang diobati dengan Win-55,212-2 menunjukkan hasil
yang sama.
Peneliti Spanyol, dipimpin oleh Dr. Manuel Guzman dari Universitas
Co,plutense, juga mengaliri otak tikus yang sehat dengan dosis besar THC
selama tujuh hari, untuk menguji efek biokimia yang berbahaya atau efek
n eurologis. Mereka tidak menemukan apa-apa.
“Analisis MRI yang hati-hati dari seluruh tikus yang bebas dari tumor
menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kerusakan yang berkaitan dengan
necrosis, edema, infeksi atau trauma … Kami juga meneliti potensi lain
dari efek pemberian cannabinoid. Pada kedua tikus, baik yang bebas dari
tumor maupun yang mengidap tumor, pemberian cannabinoid tidak
menyebabkan perubahan yang substansial sama sekali pada ukuran perilaku
seperti koordinasi motor dan aktifitas fisik. Konsumsi makanan dan air,
juga pertambahan berat badan tidak ditemukan selama dan setelah
pemberian cannabinoid. Begitu juga, profil hematologikal umum dari
tikus-tikus yang diobati dengan cannabinoid yang tampak normal.
Kemudian, baik ukuran biokima maupun penanda akan kerusakan jaringan
tidak menampakkan perubahan substansial selama pemberian 7 hari atau
setidaknya selama 2 bulan setelah pengobatan dengan cannabinoid
berakhir.
Penelitian Guzman adalah penelitian satu-satunya sejak studi Virginia
1974 ketika THC diberikan kepada hewan yang mengidap tumor. ()Ilmuwan
sSpanyol telah mengutip stdi tauhun 1998 dimana cannabinoid telah
menghambat penyebaran sel kanker payudara, namun penelitian tersebut
adalah penelitian dengan cawan Petri dan tidak melibatkan subyek yang
hidup.)
Dalam wawancara dengan email untuk cerita ini, ilmuwan dari Madrid
mengatakan bahwa ia telah mendengar mengenai studi Virginia, namun tidak
pernah berhasil menemukan literatur mengenainya. Bagaimanapun, artikel
dalam Nature Medicine menyebutkan bahwa studi yang baru sebagai studi
yang pertama dilakukan pada hewan pengidap tumor dan tidak mengutip
penelitian Virgina tahun 1974.
“Saya mengetahui keberadaan penelitian tersebut. Sebenarnya saya
telah berusaha mencoba beberapa kali untuk mendapatkan artikel jurnal
dari penelitian yang asli oleh orang-orang ini, namun terbukti tidak
mungkin.” Ujar Guzman.
Pada tahun 1983 pemerintahan Reagan/Bush mencoba untuk membujuk
universitas-universitas Amerika dan para peneliti untuk menghancurkan
seluruh hasil penelitian ganja dari 1966-1967, termasuk compendium dalam
perpustakaan, lapor Jack Herer, yang menyeutkan, “Kami mengetahui bahwa
sejumlah besar informasi sejak itu telah menghilang.”
Guzman memberikan judul dari karyanya – “Antineoplastic activity of
cannabinoids,” sebuah artikel pada jurnal dari National Cancer Institute
tahun 1975 – dan penulis ini mendapatkan salinan dari fakultas
kedokteran University of California di Davis dan mem-fax-nya ke Madrid.
Ringkasan dari studi Virginia dimulai, “Pertumbuhan adenocarcinoma paru-paru Lewis telah dihambat dengan pemberian secara oral dari tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabinol
(CBN)” – dua jenis dari cannabinoid, sebuah keluarga dari komponen
aktif di mariyuana. “Tikus yang diobati selama 20 hari berturut-turut
dengan THC dan CBN telah berkurang ukuran tumor utamanya.
Pada artikel jurnal tahun 1975 tidak menyebutkan mengenai kanker
tumor payudara, yang hanya dimuat sebagai cerita koran satu-satunya yang
pernah muncul mengenai studi 1974 – pada bagian local dari Washington
Post pada 18 Agustus, 1974. Dibawah judul, “Penghambat Kanker Tengah
Dipelajari,” berikut sebagian dari isinya:
“Agen kimia aktif pada mariyuana yang menghambat pertumbuhan dari
tiga jenis kanker pada tikus dan juga mungkin menghambat reaksi
kekebalan yang menyebabkan penolakan transplantasi organ, telah
ditemukan oleh fakultas kedokteran dari Tim Virginia.” Ilmuwan,
“menemukan bahwa THC memperlambat pertumbuhan dari kanker paru-paru,
kanker payudara dan leukemia yang dipicu oleh virus pada tikus
laboratorium, serta memperpanjajng hidup mereka sebanyak 36 persen.”
Guzman, menulis dari Madrid, dengan fasih dalam responnya setelah
penulis ini mengirimkan fax dari kliping Washington Post kepadanya
seperempat abad yang lalu.
Dalam terjemahan, dia menulis :
“Ini sangat menarik bagi saya, harapan bahwa proyek ini terlihat
sedang bangkit pada saat ini, dan perkembangan menyedihkan dari
peristiwa-peristiwa selama tahun-tahun setelah penemuan ini, hingga saat
ini kita menutup kembali tabir akan kekuatan anti-tumor dari THC, dua
puluh lima tahun kemudian. Sayangnya, dunia terpantul-pantul antara
momen harapan dan periode panjang dari pengebirian intelektual.”
Liputan-liputan berita dari penemuan Madrid hampir-hampir tidak
ditemukan di negara ini. Berita ini dterbitkan diam-diam pada 29
Februari tahun 2000 dengan cerita yang pernah dimuat sekali pada kawat
UPI tentang artikel Nature Medicine. Penulis ini menemukannya pada link
yang muncul sbenetar pada halaman situs Drudge Report. New York
Times,Washington Post dan Los Angeles Times semuanya menghiraukan saja
cerita ini, walaupun pentingnya berita ini tidak dapat dipungkiri :
sebuah zat tidak berbahaya yang terdapat di alam dan dapat menghancurkan
tumor otak yang mematikan.
Raymond Cushing is a journalist, musician and filmmaker. This article
was named by Project Censored as a “Top Censored Story of 2000.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar